Banda Aceh – Jumat sore (15/8/2025), Taman Sari (Taman Bustanussalatin) Banda Aceh tak hanya dipenuhi pepohonan rindang dan udara sejuk. Ada keceriaan yang mengalir, ada semangat yang menular. Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Banda Aceh berkumpul, bukan untuk melayani dokumen kependudukan seperti biasanya, melainkan untuk bersaing dalam aneka lomba meriah demi menyemarakkan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80.

Selesai jam pelayanan, tepatnya ba’da ashar, para pegawai, baik PNS maupun PPPK bergegas menuju lokasi dengan busana bernuansa merah putih. Ada yang mengenakan kaos putih lengkap dengan asesoris berwarna merah, ada yang memakai kemeja merah dipadu celana putih, semuanya membawa semangat kemerdekaan yang terpancar dari senyum lebar mereka.

Tujuh tim dibentuk. Masing-masing siap bertarung di dua cabang lomba yang sudah disiapkan panitia, yakni lomba balon estafet dan lomba bawa kelereng dengan sendok. Dari jauh terdengar tawa pecah setiap kali ada peserta yang balonnya jatuh di tengah jalan, atau kelerengnya jatuh sebelum mencapai garis finis. Dukungan penonton tak kalah riuh, bahkan sesekali membuat peserta gugup dan malah tambah lucu.

Kepala Disdukcapil Banda Aceh, Emila Sovayana, terlihat ikut menyemangati dari pinggir lapangan. Sesekali beliau tersenyum lebar melihat aksi kocak peserta. “Kegiatan ini kami adakan untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-80, juga untuk mempererat kebersamaan dan rasa cinta tanah air. Jenis lomba yang kami pilih mengandalkan kerja sama tim, sehingga bisa menumbuhkan semangat gotong royong,” ujarnya.

 

Menurut Emila, suasana seperti ini penting di lingkungan kerja. “Kita tidak hanya bekerja bersama, tapi juga harus bisa tertawa bersama. Lomba-lomba seperti ini menciptakan keceriaan sekaligus mengingatkan kita pada perjuangan para pahlawan yang telah memberikan kita kemerdekaan,” tambahnya.

Puncak acara adalah momen penyerahan hadiah. Kelompok 3 keluar sebagai juara umum setelah menyapu bersih kemenangan di dua lomba yang digelar. Namun, suasana menjadi lebih hangat ketika seluruh peserta, terlepas dari juara atau tidak tetap mendapatkan hadiah menarik. Tawa dan senyum pun kembali pecah saat hadiah dibagikan.

Menjelang magrib, lomba usai. Para pegawai pulang dengan badan lelah, tetapi hati ringan. Semangat merah putih tak hanya terasa di arena lomba, tapi juga terbawa pulang, menjadi cerita yang akan dikenang, bahwa di balik kesibukan melayani masyarakat, ada momen kebersamaan yang membuat mereka semakin solid sebagai sebuah keluarga besar.[]